30 November 2009

Bulan Sabit di Masjid Al-Aqsa

Sejak zaman para nabi dahulu, kaum yahudi (Bani Israil), adalah kaum yang sering mengingkari perintah Allah. Mereka manis di bibir terhadap nabi, namun mudah mencampakkan ajaran-ajaran tentang iman kepada Allah. Bani Israil juga dikenal sebagai kaum yang suka mendustakan agama. Karena itu, Allah memperingatkan kaum muslimin dan mukminin agar berhati-hati kepada mereka. Sebab, sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah adalah Islam.

Kebencian saya kepada yahudi makin memuncak setelah tak sengaja membuka jurnal tentang propaganda zionis. Bukan hanya di masa lalu yahudi itu sering memusuhi Islam, di era sekarang pun mereka selalu berusaha menjatuhkan Islam. Terbukti, penindasan atas bumi Palestina. Mereka ingin mendirikan negara yahudi meski konsekuensinya adalah darah rakyat Palestina.

Kebetulan, malam itu seorang teman mengirimi jurnal tentang Masjid Al-Aqsa. Saya tertarik tentang masjid yang pernah menjadi kiblat umat Islam pertama sebelum dipindahkan ke Masjid Al-Haram itu. Saya membayangkan betapa warga Palestina salat di situ di bawah pengawasan tentara bersenjata Israel. Namun, mereka tetap khusyuk salat. Pemandangan tersebut sangat mengharukan. Bukan karena apa, sebab dulu pernah ada jamaah salat Subuh warga Palestina di Masjid Al-Aqsa dihabisi tentara Israel. Dunia mengutuk tindakan tak berperikemanusiaan Israel tersebut.

28 September 2009

Ramadhan Tahun Lalu...

Ramadhan tahun lalu, teramat banyak menu tersaji di meja makan, baik saat sahur, terlebih saat berbuka. Tidak sedikit sisa makanan sahur yang terbuang ke tempat sampah di pagi hari. Begitu juga setumpuk makanan yang tak mampu lagi tertampung di perut usai berbuka. Padahal, di luar sana jutaan anak yatim menangis menahan lapar mereka. Antrian pengemis dan kaum fakir menadahkan tangan meski kadang hanya lelah yang didapat. Sama dengan kita, mereka pun berpuasa. Bedanya, tak ada makanan untuk sahur maupun berbuka. Karena puasa bagi mereka, tak hanya di bulan ramadhan. Sepanjang tahun mereka lakukan hal yang mungkin hanya sebulan kita menjalaninya.

Sepanjang ramadhan tahun lalu, banyak ibadah yang kita kerjakan. Banyak sudah doa yang terajut, untaian pinta yang terukir, air mata yang tumpah di setiap sujud dan panjang rakaat sholat kita. Sama dengan kita, di luar sana, jutaan fakir miskin tak henti berdoa berharap derma dari yang peduli. Sepanjang tahun kita hanya khusyuk berdoa, namun tanpa tangan yang terhulur menjawab pinta kaum fakir.

13 September 2009

Mencari Jalan Menuju Cahaya

Orang-orang kebingungan mencari cahaya. Berjalan, berlari, kadang juga ada yang mengendap-endap dan melangkah dengan sangat hati-hati dalam kegelapan. Mereka tidak mempunyai cahaya. Mereka sedang mencari cahaya untuk menerangi perjalanannya. Untuk menyinari kehidupannya. Tetapi sungguh mengherankan ketika pada saat yang sama, sebagian besar umat kita justru sedang terlelap di bawah naungan cahaya. Mereka tertidur dengan pulas dan nikmat dalam nuansa bermandikan cahaya, sementara orang lain sedang sibuk mencari cahaya dalam gelap gulita. Dua macam kegelapan yang jelas berbeda.

Umat Islam sedang terlelap dalam tidur panjangnya sehingga mereka tidak menyadari kondisi sekitarnya. Mereka bahkan tidak sadar jika tubuhnya sedang terluka. Lihatlah bumi Islam sedang terkoyak. Berbagai belahan dunia Islam sedang menderita akibat ulah orang-orang kafir durjana. Pembantaian dan penindasan terjadi di setiap titik-titik lemah umat. Sementara pada saat yang sama, orang-orang kafir senantiasa merasuki pemikiran dan melakukan pengaburan bahkan penyesatan terhadap umat ini. Umat Islam tidak berdaya untuk sekedar mempertahankan dirinya, mempertahankan eksistensi kemanusiaannya, apalagi kemuliaan diennya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Adakah yang salah dengan Islam? Al Islamu ya’lu wa la yu’la ‘alaih. Islam itu tinggi dan tidak ada yang menyamai ketinggiannya. Namun permasalahannya sekarang bukan Islamnya, tetapi justru umatnya. Lihatlah betapa kemaksiatan dan penyimpangan telah menggerogoti kewibawaan umat, sementara di sisi lain sebagian umat yang ingin bangkit seringkali gagal dalam memahami ruh ajaran Islam. Ini tentunya adalah kondisi yang memprihatinkan. Umat harus segera dibangunkan dari tidur panjangnya. Agar mereka segera melihat cahaya. Agar mereka segera menyadari kondisi diri dan lingkungannya. Sehingga dengan begitu, mereka akan segera bangkit untuk meraih kejayaan seperti dahulu Islam pernah berjaya. Sesungguhnya umat Islam tidak akan berjaya, kecuali apa yang telah membuat berjaya generasi pertamanya.

Dari sini:

28 August 2009

Surat Untuk Istriku: Sirami Bunga Kita Dengan Cinta

Awal bulan depan, genap satu tahun pernikahan kita. Sementara bunga kecil di perutmu sudah mulai mendesak-desak ingin keluar, hmm, tak terasa sebentar lagi bunga itu akan keluar dan menghiasi harum rumah kecil ini. Dik, sungguh aku sudah tidak sabar untuk menciuminya sepuasku hingga tak satupun orang lain kuberikan kesempatan mencium dan memeluknya sebelum aku, ayahnya, bosan menciumnya.

Satu tahun empat bulan yang lalu, aku masih ingat saat datang ke rumahmu untuk berkenalan dengan keluargamu. Takkan pernah hilang dalam ingatanku, betapa kedatanganku yang ditemani beberapa sahabat untuk berkenalan malah berubah menjadi sebuah prosesi yang aku sendiri tidak siap melakukannya, yah, aku melamarmu dik.

Padahal, baru satu minggu sebelum itulah kita berkenalan di rumah salah seorang sahabatmu. Waktu itu, aku tak berani menatap wajahmu meski ingin sekali aku beranikan diri untuk mengangkat wajahku dan segera menatapmu. Tapi, entah magnet apa yang membuatku terus tertunduk. Kenakalanku selama ini ternyata tidak berarti apa-apa dihadapanmu, kurasakan sebuah gunung besar bertengger tepat di atas kepalaku dan membuatku terus tertunduk.

27 August 2009

Mau Taraweh Apa Mejeng Seeeeh...?

Ini cerita "djaman moeda doeloe". Waktu belum jadi ikhwan seperti sekarang. Uups, sekarang juga nggak ikhwan beneran sih. Tapi setidaknya berusaha menjadi ikhwan sejati. Ihiks...

Cerita waktu masih di kampung halaman, Pontianak. Kota khatulistiwa yang panasnya bisa bikin item badan.

Dekat rumah orang tua ada 2 mesjid terdekat. Nama mesjidnya Al-Manar, dan satunya lagi adalah Babussalam. Kalau di Al-Manar, jalan menuju ke sananya itu jalan besar. Mesjidnya pun bagus, dekat dengan lingkungan perumahan dan perkantoran. Nggak heran pada banyak yang taraweh di sana. Termasuklah yang muda-muda seperti saya. Taraweh di Al-Manar ini singkat, cuma 8 rakaat, plus 3 rakaat witir. Sebelumnya tentu saja sholat Isha' berjamaah.

Sebagaimana yang lainnya, dengan terengah-engah --setelah makan es kelapa, es cincau, es cendol, nasi sepiring penuh, dan segala macam juadah ludes di perut-- saya pun berangkat ke mesjid. Oalah, ini buka puasa apa dendam ya?

Ih, pasti ada yang nyengir lebar. Ngaku aja deh, kalo yang nyengir juga begitu kan?

17 August 2009

Palestina adalah Pendukung Pertama Kemerdekaan Indonesia



Sekedar sharing mengenai info sejarah kemerdekaan RI yang tidak pernah dipublikasikan atau diajarkan di sekolah (kalo ga salah waktu sekolah dulu yang dicantumin di mata pelajaran cuma Mesir doank deh) , yaitu mengenai dukungan kemerdekaan RI oleh Palestina. Jadi sebenarnya kita berhutang dukungan kepada Palestina. Sukarno-Hatta boleh saja memproklamasikan kemerdekaan RI de facto pada 17 Agustus 1945, tetapi perlu diingat bahwa untuk berdiri (de jure) sebagai negara yang berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain. Pada poin ini kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia bisa berdaulat.

Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti dikutip dari buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia , M. Zein Hassan Lc. Buku ini diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan) , dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution.

24 July 2009

Anak Saya Berbohong?

Ada kejadian menarik di hari senin lalu, tepatnya senin malam ketika isteri saya memeriksa buku tabungan Hufha -anak saya yang sulung, kelas 2 SD- "Hufha nggak nabung hari ini? kan uangnya sudah dikasih?"

Hufha yang ditanya saat itu sedang merapikan buku untuk sekolah esok hari, sedikit gelagapan -setidaknya saya menangkapnya seperti itu- lalu, "nngg... itu... bu gurunya nggak nulis di buku tabungan..." tanpa melihat sedikit pun ke arah umminya dan terus asik melihat buku pelajarannya.

Isteri saya sedikit berbisik ke saya, "Apa dia nggak nabung dan uangnya dijajanin? Apa benar ibu gurunya tidak menulisnya?"

23 July 2009

Menjadi Manusia Kreatif

Pernah nonton film Mission Impossible? Film layar lebar yang dibintangi oleh Tom Cruise itu sebenarnya pernah menjadi film seri yang diputar setiap minggu di sebuah TV swasta di tahun 1990-an. Satu hal yang menarik dari film tersebut, se-impossible apapun misi yang diemban oleh Ethan Hawk (diperankan oleh Tom) namun endingnya selalu saja mengisahkan keberhasilan. Satu hal yang tergambarkan dengan jelas dalam film tersebut (baik layar lebar maupun seri-nya) adalah kebiasaan para tokoh yang tergabung dalam tim pengemban ‘misi yang tidak mungkin’ alias ‘mustahil’ dicapai itu untuk senantiasa memiliki plan A, plan B, bahkan plan C, sehingga hampir setiap film itu diakhiri dengan keberhasilan menjalankan misi.

Norman Vincent Peal, menuliskan buku best seller, You Can If You Think You Can , sebuah buku yang memberikan motivasi besar kepada para pembacanya untuk optimis meraih hal-hal yang sesungguhnya ‘bisa’ diraih.

15 April 2009

Gosip di Mana-Mana!

Sedih. Itulah yang dirasakan ibu tersebut. Entah dari mana sumbernya, namun berita bahwa anaknya melihat situs tak senonoh di internet merebak ke mana-mana. Ia sendiri mendengar berita itu dari tetangganya. Tetangganya mendengar dari tetangganya lagi, yang mendengar dari tetangga tetangganya lagi. Seberapa akuratkah berita itu? Ternyata, dibandingkan kenyataannya, berita yang beredar jauh lebih heboh.

Memang ada sedikit kebenaran pada berita tersebut, yaitu, anaknya bersama teman-temannya iseng membuka internet, dan mencari info tentang artis pujaannya. Namun internet memang punya segudang info, yang perlu maupun yang sampah. Tanpa sengaja, anak-anak lugu yang baru belajar internet ini terperosok ke situs yang menampilkan artis dengan busana kurang pantas. Dan mereka kepergok. Entah bagaimana, berita yang menyebar adalah anak-anak tersebut sengaja mengunjungi situs porno.

24 February 2009

Bahkan, Malam Pertama Belum Pun Usai

Langit begitu memesona. Kerlip gemintang bagaikan menggoda rembulan yang sedang kasmaran. Suguhan orkestra dari penghuni malam laksana simfoni indah. Seketika romansa pun tercipta. Hingga, sepasang manusia itu semakin dimabuk kepayang.

Mereka memang baru saja menjalin sebuah ikatan. Memadu segala rasa dari dua lautan jiwa. Berjanji, menjaga bahtera tak akan karam walau kelak badai garang menghadang. Kini, dunia seakan menjadi milik berdua. Malam pertama yang selalu panjang bagi setiap mempelai dilalui dengan penuh mesra. Tak diharapkannya pagi segera menjelang. Segala gemuruh hasrat tertumpah. Sebab, sesuatu yang haram telah menjadi halal.

Namun...
Sayup terdengar seruan. Semakin lama kian lantang,
"Haiya 'alal jihad... haiya 'alal jihad...!!!"


22 February 2009

Merokok itu Haram


Racun RokokJustify Full

Sekitar 442 ribu orang di AS mati tiap tahun karena penyakit yang disebabkan rokok. Penyakit Kanker Paru-paru yang mematikan, 90% disebabkan oleh rokok. Rokok juga meningkatkan serangan Stroke/jantung hingga 50%. Rokok juga mengganggu penderita asma dan penyakit paru-paru lainnya.

Bahkan bagi perokok pasif (orang yang tidak merokok, tapi menghisap rokok dari perokok) rokok sangat berbahaya. 3000 orang mati karena kanker paru-paru dan 35.000 karena serangan jantung setiap tahunnya akibat tak sengaja menghisap asap dari perokok (MS Encarta).

Di bungkus rokok jelas disebut bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, gangguan kesehatan janin, dan impotensi..


13 January 2009

Itu Santa, Nak...

Meriah...
Sungguh meriah suasana menjelang Natal di Negeri Sakura. Kerlap-kerlip lampu beraneka warna menambah gemerlapan kota. Toko-toko dihias dengan begitu indah, seraya menawarkan discount besar-besaran. Tak ketinggalan sang pelayan mengenakan pakaian kebesaran berwarna merah, lengkap dengan topi runcing yang ada lampu neonnya.

Mereka tersenyum penuh keramahan, irashaimase... irashaimase..., teriaknya. Tamu adalah raja, sementara di negara kita raja hanya untuk mereka yang berbelanja dengan pakaian dan kendaraan mewah.

Malam pun tak kalah semarak dengan siang. Jalanan bagaikan diselimuti cahaya kunang-kunang, mengerubungi orang-orang yang berjalan-jalan untuk sekedar menghabiskan waktu ataupun kesuntukan rutinitas kerja. Kemeriahan semakin lengkap dengan banyak pohon Natal yang dihiasi hiasan cantik dan menarik. Lampu-lampu kecil, lonceng, bandul bola emas dan perak saling memantulkan cahaya bagai kerlingan mata bidadari yang cantik. Bagi orang Jepang, suasana menjelang dan Natal itu sendiri adalah saatnya bersuka ria, tanpa peduli dengan ritual agama.

Hmm.. aroma pesta pun tercium dimana-mana. Bercampur baur dengan alunan lagu Jingle Bells, Holy Night, Gloria ataupun Kurisumasu Omedetou, yang kadang menggoda untuk melagukannya.