28 September 2009

Ramadhan Tahun Lalu...

Ramadhan tahun lalu, teramat banyak menu tersaji di meja makan, baik saat sahur, terlebih saat berbuka. Tidak sedikit sisa makanan sahur yang terbuang ke tempat sampah di pagi hari. Begitu juga setumpuk makanan yang tak mampu lagi tertampung di perut usai berbuka. Padahal, di luar sana jutaan anak yatim menangis menahan lapar mereka. Antrian pengemis dan kaum fakir menadahkan tangan meski kadang hanya lelah yang didapat. Sama dengan kita, mereka pun berpuasa. Bedanya, tak ada makanan untuk sahur maupun berbuka. Karena puasa bagi mereka, tak hanya di bulan ramadhan. Sepanjang tahun mereka lakukan hal yang mungkin hanya sebulan kita menjalaninya.

Sepanjang ramadhan tahun lalu, banyak ibadah yang kita kerjakan. Banyak sudah doa yang terajut, untaian pinta yang terukir, air mata yang tumpah di setiap sujud dan panjang rakaat sholat kita. Sama dengan kita, di luar sana, jutaan fakir miskin tak henti berdoa berharap derma dari yang peduli. Sepanjang tahun kita hanya khusyuk berdoa, namun tanpa tangan yang terhulur menjawab pinta kaum fakir.

13 September 2009

Mencari Jalan Menuju Cahaya

Orang-orang kebingungan mencari cahaya. Berjalan, berlari, kadang juga ada yang mengendap-endap dan melangkah dengan sangat hati-hati dalam kegelapan. Mereka tidak mempunyai cahaya. Mereka sedang mencari cahaya untuk menerangi perjalanannya. Untuk menyinari kehidupannya. Tetapi sungguh mengherankan ketika pada saat yang sama, sebagian besar umat kita justru sedang terlelap di bawah naungan cahaya. Mereka tertidur dengan pulas dan nikmat dalam nuansa bermandikan cahaya, sementara orang lain sedang sibuk mencari cahaya dalam gelap gulita. Dua macam kegelapan yang jelas berbeda.

Umat Islam sedang terlelap dalam tidur panjangnya sehingga mereka tidak menyadari kondisi sekitarnya. Mereka bahkan tidak sadar jika tubuhnya sedang terluka. Lihatlah bumi Islam sedang terkoyak. Berbagai belahan dunia Islam sedang menderita akibat ulah orang-orang kafir durjana. Pembantaian dan penindasan terjadi di setiap titik-titik lemah umat. Sementara pada saat yang sama, orang-orang kafir senantiasa merasuki pemikiran dan melakukan pengaburan bahkan penyesatan terhadap umat ini. Umat Islam tidak berdaya untuk sekedar mempertahankan dirinya, mempertahankan eksistensi kemanusiaannya, apalagi kemuliaan diennya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Adakah yang salah dengan Islam? Al Islamu ya’lu wa la yu’la ‘alaih. Islam itu tinggi dan tidak ada yang menyamai ketinggiannya. Namun permasalahannya sekarang bukan Islamnya, tetapi justru umatnya. Lihatlah betapa kemaksiatan dan penyimpangan telah menggerogoti kewibawaan umat, sementara di sisi lain sebagian umat yang ingin bangkit seringkali gagal dalam memahami ruh ajaran Islam. Ini tentunya adalah kondisi yang memprihatinkan. Umat harus segera dibangunkan dari tidur panjangnya. Agar mereka segera melihat cahaya. Agar mereka segera menyadari kondisi diri dan lingkungannya. Sehingga dengan begitu, mereka akan segera bangkit untuk meraih kejayaan seperti dahulu Islam pernah berjaya. Sesungguhnya umat Islam tidak akan berjaya, kecuali apa yang telah membuat berjaya generasi pertamanya.

Dari sini: