03 February 2010

Perjalanan Taaruf

Jika melihat bulan, kata orang saya masih tergolong pengantin baru. Baru satu bulan terhitung 28 Oktober yang lalu. Pengantin baru yang benar-benar baru. Karena saya dan suami belum saling mengenal. Hanya satu kali bertemu sebelum menikah. Satu bulan sebelumnya. Dan itu pun tidak banyak bicara. Perkenalan mendalam baru dilakukan usai akad nikah.

Namun, pengantin baru ala saya bukanlah pengantin baru yang identik dengan bulan madu. Sama sekali tak pernah terpikirkan dengan hal yang nampaknya manis dan menyenangkan tersebut. Bagi saya, pernikahan ini sudah merupakan sebuah anugerah dan rezeki yang tiada tara. Suami saya merupakan pilihan terbaik yang Allah berikan kepada saya.

Meskipun sebenarnya suami seorang yang sibuk. Seorang yang sering berada di luar rumah. Pekerjaannya di bidang sosial menuntutnya lebih banyak mengurus masyarakat. Beberapa ipar agak sedih juga melihat kondisi yang saya alami. Tiga hari usai menikah, saya langsung diboyong ke Jakarta, tempat suami mencari nafkah.